Metode Rasionalisasi Metode Khusus PAI
MKPAI
*Metode Khusus PAI*MKPAI
Metode Rasionalisasi
Metode Rasionalisasi
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RASIONALISASI DALAM PENGAJARAN PAI
Kata rasio berasal dari bahasa inggris yaitu ratio yang berarti pemikiran menggunakan akal sehat, akal, nalar. Sedangkan rasional mempunyai makna, menurut pikiran dan pertimbangan yang logis menurut pikiran yang sehat, cocok dengan akal. Dari kata tersebut munculah suatu kata rasionalisasi yang tak jauh pengertiaan nya dari kata rasional. Rasionalisasi yaitu membuat alasan dalam psikologi dan logika, rasionalisasi atau alasan adalah mekanisme mempertahan yang dianggap sebagai prilaku yang kontroversial ataupun perasaan yang dijelaskan secara rasional atau logis untuk menghindari dari penjelas yang benar.Dalam proses berfikir, rasio dan akal atau daya fikir saling mempengaruhi meskipun masing-masing memiliki fungsi berbeda. Daya tanggap mengambil alih kegiatan berfikir yang kemudian masing-masing saling dihubungkan, dianalisis dimengerti. Satu-satunya mahluk hidup yang dipandang paling tinggi derajatnya yakni manusia, dianggap memiliki jiwa rasional. Dengan jiwa rasional nya manusia mampu berfikir secara sadar, membuat norma sosial serta menyusun kebijakan- kebijakan moral.[1] Sedangkan pendekatan rasional dalam pendidikan adalah sebuah pendekatan dalam membentuk kepribadian anak didik dengan cara memberikan pemahaman yang benar dan tetap tentang sesuatu perbuatan yang akan dikerjakan. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan memberikan memberikan suatu pembahasan yang menarik serta mudah dipahami oleh kemampuan akal manusia. Hal ini dapat dilakukan karena dalam diri manusia terdapat akal pikiran yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu. Pendekatan ini selain akan menghindarkan anak didik dari sikap yang semata-mata rasional juga akan membawa manusia untuk mau melakukan sesuatu yang baik berdasar kan pendapat atau argumentasi yang kokoh dan akan tertanam kuat dalam diri manusia. Mereka dapat melakukan sesuatu bukan karena ikut-ikutan melainkan karena alasan dan argumentasi yang kuat.[2]Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk serta dengan akal pula manusia dapat membuktikan dan membenarkan adanya Allah SWT sang maha pencipta di atas segala di sesuatu di dunia ini.B. DASAR-DASAR RASIONALISASI DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Rasionalitas keberagaman seseorang dapat diukur dari seberapa besar kadar penggunaan akal dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama.[3] Islam bukan agama Irasional yang mengetengahkan konsep-konsep abstrak yang tidak dipahami oleh penganutnya. Pendidikan selalu diwarnai oleh pandangan hidup (way of life). Diantara pandangan hidup ialah rasionalisasi. Rasionalisasi merupakan kebenaran diperoleh melalui akal dan diukur dengan akal. Atau akal itulah alat pencari dan pengukur kebenaran. Pendidikan harus mampu mendidik manusia menjadi manusia. Tujuan paling tinggi itulah yang dapat disebut manusia.Pandangan islam terhadap ilmu pengetahian berifat komperhensif karena lahir dari prinsip kesatuan yang merupakan aspek penting didalam konsep islam. Atas dasar itu Islam mendorong umat manusia untuk mempelajari setiap pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan semua umat manusia, baik dalam lingkungan pengetahuan kesyariatan maupun pengetahuan sosial, kealaman, ataupun pengetahuan lainnya.Islam adalah agama yang menghormati akal dan menganjurkan manusia untuk menggunakan akal secara maksimal. Dalam Al-Quran pun penuh dengan ungkapan-ungkapan yang mengharuskan manusia untuk mendayagunakan akal. Anjuran agar manusia menggunakan akalnya untuk meneliti dan menggali berbagai pengetahuan, baik pengetahuan keagamaan maupun pengetahuan keduniaan. Sebagaimana firman Allah Q.S. Ali Imran, 3: 190 cÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”,Pendidikan ialah meningkatkan derajat kemanusiaan manusia . sebenarnya manusia memiliki derajat kemanusiaan yang Allah swt memerintahkan hambanya untuk menyeru manusia ke jalan Allah dengan hikmah dengan pengajaran yang baik. Dengan logika yang digunakan secara baik dan optimal akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Dengan dikembangkannya etika, akhlak yang mulia akan terwujud, dan dengan dikembangkannya estetika seni dan keindahan akan terlahir. Perpaduan antara ilmu pengetahuan akhlak dan seni akan menghasilkan hidup yang seimbang.[4]Manusia mempunyai kemampuan, mengakui adanya hubungan sesuatu dengan sesuatu. Ia mengeluarkan pendapat (melalui bahasa) atas beberapa dasar yang merupakan syarat supaya orang dapat berpikir. Adapun dasar itu sendiri adalah: 1. Keyakinan, adapun setiap pendapat itu berdasarkan atas sikap mental subjek yang di ketahui oleh manusia. Demikian halnya pendapat lain tak mungkin itu disebut keyakinan. Keyakinan merupakan subyek, jadi selalu bersifat subyektif juga.2. Kepastian, jika orang mempunyai keyakinan maka ia merasa pasti akan pengetahuannya, karna ia mempunyai kepastian. Dalam rangka hal-hal yang kongkrit kepastian mutlak sebenarnya tak ada, dalam rangka abstrak mungkin tetapi harus benar wilayah dan kekuatan pendapat-pendapat itu, jadi harus diketahui dasarnya dulu.3. Kesungguhan, adapun keyakinan mengakibatkan adanya kepastian, bahwa demikianlah hal sesungguhnya. Munculah disini kesungguhan dan kesungguhan itu disebut juga realitas. 4. Hukum kesungguhan dan hukum fikir, ada hubungan antara berfikir dan hal yang kongkrit (kesungguhan) yang menjadi obyek berfikir ialah kesungguhan itu.Pendekatan Pembelajaran bidang studi Agama islam selama ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif didalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya menjadi lambang kesalehan atau berhenti pada tataran ilmu yang disampaikan dalam suatu khutbah saja, melainkan menjadi hal yang secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang efektif dan bisa memecahkan permasalahan dalam kehidupan ini. Pendekatan adalah proses, perbuatan, cara mendekat yang dilakukan selama ini tampaknya tidak berhasil atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang lain yang diteliti.[5] Pendekatan merupakan kerangka filosofis teoritis yang menjadi dasar pijak bagi cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan. Pendekatan merupakan kerangka filosofis teoritis yang menjadi dasar pijak bagi cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan. Menempatkan pendidikan agama sebagai salah satu cara untuk melakukan perubahan sosial dalam bentuk proses pencarian dan perubahan secara terus menerus. Melalui upaya-upaya pembelajaran yang tidak hanya terbatas di kelas, pendidikan agama berupaya hidupnya. Berfikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya manusia yang berfikir rasional akan menggunakan prinsip” dan dasar” pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” (how) dan mengapa (why) . pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang menggunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah.[6] Dalam konteks implementasi pendekatan memberikan tekanan pada proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide atau gagasan. Maka dalam pelaksanaan pembelajaran harus ada komponen-komponen yang melengkapi guna tercipta tujuan pendidikan.C. RASIONALISASI DALAM PEMBELAJARAN PAI
Pendidikan Agama Islam adalah usaha –usaha secara sadar, sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan agama islam merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu objek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah, sehingga merupakan alat untuk mencapai salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan. Karena itu, subjek ini diharapkan dapat memberi keseimbangan dalam kehidupan peserta didik kelak, yakni manusia yang memiliki “kualifikasi” tertentu, tetapi tidak lepas dari nilai-nilai agama Islam.[7] Sedangkan menurut Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Qur‟an dan al Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.D. PENDEKATAN RASIONALISASI DALAM PENGAJARAN PAI
Peserta didik dengan memiliki potensi rasa ingin tahu, imajinasi dan fitrah bert-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal untuk bersikap peka kritis mandiri dan kreatif. Ssmentara fitrah ber-Tuhan merupakan cikal bakal untuk bertakwa kepada Tuhan. Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman pikiran, perasaan, eksplorasi dan berekspresi merupakan wujud upaya pengembangan potensi tersebut. Dewasa ini banyak muncul keprihatinan bahwa pendidikan agama hanya berhasil pada dataran kognitif saja. Banyak siswa yang namun prestasinya tinggi, namun sikap, akhlak serta pengamalan ibadahnya sangat jauh dari harapan. Tujuan normatif pendidikan sudah selayaknya diabdikan (diorientasikan) untuk manusia, sebagai obyek sekaligus subyek didik. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Mengingat daya pikir (akal) itu baru bersifat potensi dasar maka perlu dikembangkan yaitu melalui pendidikan akal sebagai implementasi pemikiran rasional yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan akal ini dalam rangka mengaktualkan potensi dasar manusia yang sudah ada sejak lahir dan masih dalam dataran alteranatif, apakah akan berkembang menjadi akal yang baik atau sebaliknya. Karena intelegensi (kecerdasan) anak didik akan muncul sendiri tanpa di sadar oleh seorang pendidik. Ini merupakan daya respon anak didik ketika materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Mencerdaskan akal merupakan hasil penanaman pengetahuan rasional dalam pendidikan. Dalam pendidikan islam, mencerdaskan akal merupakan pengarahan intelegensi untuk menemukan kebenaran dan ini merupakan bagian dari tujuan pendidikan akal (ahdaf al-aqliyah) dalam pendidikan islam.Al-Qur’an sebagai kitab umat Islam merupakan pedoman paling sempurna dalam pendidikan agama islam, baik dari segi filsafat, azas-azas, metode maupun media pengajaran. Al-Qur’an merupakan terapi bagi krisis yang tengah melanda dunia pendidikan islam dan memperbaiki prilaku manusia sebagai khalifah fil ardi, sehingga tercipta sistem harmonis dan kokohnya sendi- sendi kehidupan sosial masyarakat. Sebuah pendekatan rasionalisasi, mendukung bagaimana peserta didik memahami sebuah materi setelah menerima pengajaran dari seorang guru.Pendekatan rasional dapat diterapkan hampir dalam semua tugas dalam berbagai kurikulum untuk segala pembelajaran. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa metode keilmuan adalah satu cara dalam memperoleh pengetahuan. Suatu rangkaian prosedur yang tertentu harus diikuti untuk mendapatkan jawaban yang tertentu dari pernyataan yang tertentu pula.[8]Disini saya mencoba untuk mengemukakan sebuah karakteristik tentang rasionalisasi dalam pengajaran agama Islam. Keberhasilan seseorang atau usaha untuk mentransformasi ragam potensi yang ada sebagaimana diinginkan dalam pendidikan aliran rasional, sangat ditentukan oleh sebesar optimalisasi fungsi daya-daya indrawi dan rasio. Sebab daya-daya indrawi dan rasio itulah yang bisa menjadikan seseorang mempunyai pengetahuan tentang realitas di sekeliling dan kemampuan mengabstraksikan sehingga dapat menuntunnya untuk sampai pada pengetahuan atau pemahaman kebenaran.Menurut Mohammed Arkoun mengemukakan pendapatnya tentang karakteristik menurutnya kecendrungan rasionalisasi yang sentralisasi di dunia Arab Islam tersebut setidaknya melahirkan tiga karakteristik yang meliputi:1. Setiap aktivitas pemikiran sedemikian lekat dengan konsepsi dogmatis perihal akal yang mampu melangkag menuju realitas. Sehingga motif utama pemikiran bukanlah motif ilmiah.2. Cahaya akal bersumber dari akal aktif. Hasan hanafi menyebutkan corak rasionalitas tersebut dengan nalar iluminasionis yaitu nalar yang kemampuannya diperoleh dari luar bumi, dari akal aktif bukan dibangun diatas empiris sensual dan eksperientasi.3. Aktivitas-aktivitas dasariah yang dijalankan oleh akal “idealistik” ini adalah dalam kerangka kembali ke prinsip-prinsip fundamental aneka relasi esensial. Konsepsi metafisis bahwa tuhan adalah „aql-„aqil-ma-qul (tuhan adalah akal murni/logos, yang merenungkan dirinya dan yang sepenuhnya „rasional‟), sebagaimana dalam konsepsi emanasi merupakan gambaran tentang “rasionalisme murni” yang berkembang didunia arab Islam. Rasio (akal) tidak semata-mata berfungsi untuk mengetahui (Mudrik) sesuatu, tetapi juga berfungsi memutuskan (hakam) terhadap benar-salah atau baik-buruknya sesuatu.[9]Prosedur pendekatan rasionalisasi dalam pembelajaran pendidikan agama islam menyangkut sebuah komponen penekatan rasionalisasi. Pendekatan rasionalisasi dalam pembelajaran memiliki komponen-komponen yang mengikutinya. Komponen pendekatan rasionalisasi adalah bagaimana membentuk peserta didik agar menjadi kritis akan sebuah permasalahan dan lebih peka akan sebuah permasalahan. Usaha maksimal bagi guru dalam pendekatan rasionalisasi dalam melakukan pengajaran pendidikan agama islam adalah dengan memberikan peran ajal dalam memahami dan menerima kebenaran agama. Metode yag digunakan dalam proses pembelajaran merupakan komponen dalam pendekatan rasionalisasi. Metode-metode tersebut yaitu dalam bentuk tanya jawab, kerja kelompok, latihan, diskusi dan pemberian tugas. 1. Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Di samping itu diskusi juga merupakan suatu cara untuk mempelajari materi dengan memperdebat kan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perbuatan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi dimaksudkan untuk dapat merangsang peserta didik dalam belajar dan berfikir secara kritis dan mengeluarkan pendapat secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. 2. Tanya jawab merupakan metode dengan penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan peserta didik membrikan jawaban atau sebaliknya kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Belajar sesuatu yang baru akan lebih efektif jika peserta didik itu aktif dan terus bertanya ketimbang menerima apa yang disampaikan oleh pengajar. Salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar.[10]3. Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar. Tetapi pelaksanaannya menuntut kondisi serta persiapan yang jauh berbeda dengan format belajar mengajar.Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat di kelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong-royong. Dalam prakteknya ada beberapa jenis kerja kelompok yang dapat dilaksanakan yang semua itu tergantung pada tujuan khusus yang dicapai, umur dan kemampuan peserta didik, fasilitas dan media yang tersedia. Cara kerja kelompok ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi.4. Metode latiahan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukanya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap siagakan.Proses pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terbiasa belajar mandiri melalui penyelesaian tugas individu, pembuatan karya individual yang memungkinkang mereka berkompetisi secara sportif untuk memperoleh penghargaan hakiki.Disini saya ingin menyampaikan bahwa sanya pengajaran khusus PAI yang menyakut masalah rasionalisasi mempunyai berbagai manfaat rasionalisasi dalam melakukan pengajaran yang dilaksanakan guru kepada peserta didik. Disini saya ingin menyampaikan bahwa adanya manfaat pendekatan dalam metode pendekatan rasionalisasi dalam melakukan pengajaran agama islam. Sebagai umat Islam yang senantiasa memaksimalkan akal dan peikiran dalam mengkaji berbagai persoalan ilmu, tentunya telah diketahui bahwa banyak sekali persoalan dalam agama islam. Memahami Islam secara mendalam dan mencari hikmah dan inti dari agama ini. Selain itu, dalam Islam juga disebutkan bahwa agama ini banyak menyuruh para pemeluknya untuk menggunakan akal pikirannya untuk memahami agama ini yang tentunya harus menggunakan pendekatan yang tepat. Kemampuan akal manusia diberikan peran yang tinggi dalam Islam. Al-Qur'an menyuruh manusia untuk berpikir, perintah ini tidak akan terlaksana kecuali mereka diberikan kebebasan untuk berpikir dan merenungkan nya. Al Qur’an membebaskan manusia untuk berfikir.[11]Mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajaran khusus PAI terutam dalam rasionalisasi khususnya yang bernilai baik. Oleh karena itu, setiap muslim kita tidak boleh kaku dalam bertindak yang bisa mempersempit gerak hidup sosial atau mempertentangkan kebenaran ilmiah, menolak konsep ilmu alam dan ilmu-ilmu lain yang berfungsi untuk kebaikan , merealisasikan kemaslahatan umat atau menolak bahaya yang ditimbulkannya. Ajaran Islam didasarkan pada kebebasan berpikir karena semua ajaran agama ini bersifat rasional. islam mengajarkan kebebasan berfikir itu agar manusia benar-benar mencapai kebebasan dan dapat menentukan pilihannya. Kebebasan akal untuk berpikir dapat mencegah keterpaksaan dan penyiksaan. Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari pendekatan rasionalisasi dalam melakukan pengajaran PAI diantaranya:1. Membantu setiap peserta didik untuk berfikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis dan koheren.2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat dan obyektif.3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berfikir secara tajam dan mandiri.4. Memberikan syarat-syarat kepada peserta didik tentang apa yang harus dipenuhi dalam berpikir untuk mencapai gagagasan tentang sebuah kebenaran.5. Menjadikan akal semakin tajam dan tinggi kemampuannya (kritis) dalam hal iamjinasinlogis.[12]Refrensi:
[1] Zainal Abidin, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000. Hal 37.[2] Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Prenanda Media Group, 2009, cet 1. Hal 168-169.[3] Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam”paradigma Humanisme Teoritis”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 cet 2. Hal 204.[4] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidispliner, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009,. Hal. 113[5] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, cet 3. Hal 27[6] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, cet 5. Hal 130[7] Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Usaha Nasional, 1983. Hal 27[8] Jujun S Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006, cet 16. Hal 105.[9] Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, hal 120[10] M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Hal 43[11] Chabib Toha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, Semarang: Pustaka Pelajar, 1999. Hal 4[12] http://elearning/unesa.ac.id/manafaat-pendekatan-rasional-dalam-pembelajaran.