Media
Radio Sebagai Media PembelajaranRadio Sebagai Media Pembelajaran
Pembahasan
A. SEJARAH RADIO
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada tahun 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik berdasarkan hasil kerja yang dikerjakan antara 1961 dan 1965.
Untuk pertama kalinya Hendrich Rudolf Hertz membuktikan teori Maxwell yaitu antara 1886 dan 1888 melalui eksperimen. Dia berhasil membuktikan bahwa radiasi gelombang radio memiliki sifat-sifat gelombang yang sekarang biasanya disebut gelombang Hertzian dan menemukan bahwa persamaan Elektromagnetik dapat diformulasikan/dirumuskan ke dalam turunan partial yang disebut persamaan gelombang.
Dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio. Dia lahir di Bologna, Italia, 25 April 1874. Ayahnya, Giuseppe Marconi asli petani Italia dan ibunya, Annie Jameson adalah anak pemilik Puri Daphne di Irlandia, yang saat itu masuk sebagai wilayah Inggris. Ia bersekolah di Bologna, Florence, dan Leghorn. Sejak kecil ia sudah tertarik dengan kerja Maxwell, Hertz, Righi, sampai Lodge. Dalam usia 21 tahun, 1895, ia membuat laboratorium di rumah ayahnya, di Pontecchio. Ia mengadakan penelitian soal gelombang radio, yang saat itu disebut sebagai "Gelombang Hertzian".
Gelombang ini digunakan untuk mengirim sinyal telegraf. Saat itu telegraf hanya bisa lewat kabel. Ia sudah berhasil mengirim sinyal telegraf untuk jarak sejauh sekitar 2 kilometer. Temuan radio yang praktis sudah di ambang pintu. Dalam dua tahun, 1899, ia sudah membangun radio antara Prancis dengan Inggris, disusul kemudian antara Amerika dengan Inggris.
Kemudian pada tahun 1912 Edwin Howard Amstrong tercatat sebagai penemu Radio FM. Ia lahir pada tanggal 18 Desember 1890 di kota New York. Ayahnya penerbit buku dan ibunya seorang guru. Pada usia 14 tahun, Amstrong membaca buku telegraf karangan Marconi. Dia sangat kagum dengan Marconi, hanya saja ia ingin menyempurnakan radio ciptaan Marconi. Maka Amstrong pun berniat membuat radio yang bersuara jernih sambil membuat sendiri stasiun radio di rumahnya. Untuk itu, Amstrong masuk Fakultas Teknik Listrik di Universitas Columbia. Ia lulus dan menjadi guru besar dan insinyur listrik.
B. PENGERTIAN MEDIA RADIO
Berbeda dengan media yang lain, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata-kata/ bahasa lisan ) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media audio, salah satunya dalah radio.
Radio adalah media auditif yang hanya bisa di nikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampaian gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik berupa sinyal – sinyal audio.
Radio adalah sistem komunikasi yang menggunakan udara atau ruang antariksa sebagai bahan antara (medium) yang bentuk umum sistemya adalah sebuah pemancar yang memancarkan dayanya melalui antena kearah tujuan dalam bentuk gelombang elektromagnetis. Penggunaan radio sebagai media pendidikan cukup efektif karena radio memiliki jangkauan yang luas. Penduduk yang buta huruf dapat mendengarkan dan mengerti secara efektif informasi-informasi dengan bahasa lisan, yaitu melalui radio.
Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang termasuk media audio dan hanya memberikan rangsangan audio (pendengaran). Dengan melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai pristiwa, ataupun kejadian penting. Dapat dimengerti kalau audio menjadi media pendidikan dalam berbagai aspekny. Karena media ini memang memiliki potensi dan kekuatan yang amat berpengaruh dalam dunia kependidikan.
Radio pendidikan adalah radio yang memanfaatkan dunia pembelajaran di mana pola atau ruang lingkup pembelajaran ialah pendidikan formal, maupun nonformal yang meliputi pembelajaran. Dengan format radio pendidikan dan informasi jauh berbeda dengan siaran – siaran radio lain yang cendrung lebih besar porsinya kepada siaran hiburan. Radio pendidikan mampu menarik perhatian audien yang memerlukan informasi yang obyektif dan berbobot. Misal dalam pelajaran baca tulis, radio berfungsi untuk menimbulkan motivasi untuk belajar baik sendiri maupun berkelompok, juga untuk memobilisasikan pendapat dan meningkatkan daya imajinasi anak.[1]
Media radio pembelajaran adalah suatu media yang menyampaikan pesan – pesan pendidikan pembelajaran yang disiarkan melalui station pemancar radio. Menurut UU No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran: ”Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka berupa program yang teratur dan berkesinambungan”.
C. KARAKTERISTIK MEDIA RADIO
Didalam media pembelajaran apapun bentuknya mempunyai macam- macam karakteristik termasuk media radio. Radio memiliki karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena memberikan banyak kontribusi yang besar bagi perkembangan komunikasi massa.karakteristik radio memberikan manfaat yang unik,baik ditinjau dari sisi kelebihan maupun kekurangannya. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan audio penyiar hanya dapat merencanakan konsep implementasi untuk menghasilkan produksi siaran yang lebih efektif dan efisien. Dalam bukunya Media Fark Book-KBP, Pedroche, Toledo & Montila mengucapkan bahwa ada beberapa karakteristik radio yang memberikan banyak manfaat yang unik,diantaranya:
1. Menarik imajinasi.
2. Cepat, radio merupakan alat informasi yang efisien dan tanpa banding.
3. Tidak memerlukan kemampuan membaca atau menulis
4. Mudah digunakan dan pengoprasiannya.
5. Mudah dibawa dan cukup murah.
6. Mudah digunakan dan pengoperasiannya.
Seperti media yang lainnya radio juga memiliki keterbatasan yakni bahwa radio hanya sebuah media buta. Sekalipun radio disebut media buta karena hanya berupa suara, namun suara merupakan sebuah instrumen yang penting yang perlu dikaji lebih mendalam.[2]
D. MEDIA RADIO DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Mengapa perlu media dalam pembelajaran ? pertanyaan semacam inilah yang sering muncul mempertanyakan pentingnya media dalam pembelajaran. Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan, karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide yang kreatif. Dengan demikian, alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan.
Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Ada kalanya sebuah penafsiran berhasil, adakalanya pula tidak. Kegagalan atau ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Kegagalan dan ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima. Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan. Karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide yang kreatif. Dengan demikian alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan. Adapun nilai media radio terhadap pendidikan diantaranya:
1. Memberikan berita ter uptodate.
2. Menarik minat.
3. Beritanya autentik.
4. Mempunyai tinjauan yang luas.
5. Memberikan gambaran yang jelas.
6. Mendorong kreativitas.
7. Integrasi dan diskriminasi maksudnya radio berpengaruh terhadap pembentukan pribadi seseorang, menimbulkan sosial dan ini penting bagi pembentukan seorang warga negara yang baik. Selain itu juga mendidik siswa untuk dapat mendiskriminasika persoalan-persoalan dalam masyarakat dan radio mendorong manusia untuk berpikir rasional dan kompratif.[3]
Bukan hanya dalam nilai pendidikan saja radio bisa diuraikan bahkan secara umum pun media Radio masih mempunyai kegunaan yang bervariasi diantaranya:
1. Memperjelas pesan yang diterima.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan auditori & kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lembaga penyiaran (radio) merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol serta perekat sosial.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA RADIO
Sebagai suatu media , radio memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media lain, yaitu:
1. Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV
2. Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang ke ruang lain dengan mudah.
3. Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal karena program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4. Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
5. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari.
6. Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya. (terutama ini amat berguna bagi program sastra atau puisi). Dan siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
7. Media radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru.
8. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh guru. Radio dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke kelas. Kisah petualangan seorang pengembara bisa dituturkan ke kelas-kelas secara langsung lewat radio serta radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu serta jangkauan luas.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
1. Sukar memberikan balikan secara langsung karena sifat komunikasinya hanya satu arah (on way communication).
2. Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru (pendidik) tak dapat mengontrolnya, dan
3. Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali menyulitkan.
4. Tidak dapat diulang dengar.
Kesan pengalaman yang diperoleh pendengar kurang lengkap karena hanya melibatkan indera pendengaran / menuntut pemusatan perhatian.[4]
Refrensinya:
[1] Sudarwan, Danim, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
[2] Sadiman, Arif S dkk, Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1986
[3] Sadiman, Arif S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito, Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005
[4] Anonim, Media Radio, optimalisasi dan penerapan media radio dalam pendidikan, 2006