Belajar & Pembelajaran 3

"EVALUASI RANAH AFEKTIF"

Memahami Evaluasi Ranah Afektif

EVALUASI RANAH AFEKTIF?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Ranah Afekif

Aspek afektif merupakan aspek pembelajaran yang tidak dapat terpisahkan dengan kedua aspek lainnya, yaitu aspek kognitif dan psikomotor baik di dalam proses pembelajaran maupun evaluasinya. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap merupakan konsep psikologis yang kompleks, sikap berakar dalam perasaan. Anastasi mendefenisikan sikap sebagai kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap sesuatu objek. Sikap sebagai kumpulan hasil evaluasi seseorang terhadap objek, orang atau masalah tertentu. Sikap menentukan bagaimana keperibadian seseorang diekspresikan, oleh karena itu, melalui sikap seseorang kita dapat mengenal siapa orang itu sebenarnya.[1]Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil penilaian afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.Sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut dan harus tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.[2]

B. Ciri-Ciri Evaluasi Ranah Afektif

Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai pengevaluasian ranah afektif. Perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk dalam ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan.Adapun ranah afektif mempunyai karakteristik yang terbagi menjadi 5 karakteristik dalam ranah afektif yang penting berdasarkan tujuannya yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.1. Sikap merupakan suatu kecendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek.2. Minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian serta keinginan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Penilaian minat dapat dugunakan untuk mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya.3. Konsep diri merupakan evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki.Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat. Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.4. Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau prilaku yang dianggap baik dan dianggap buruk.5. Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.Ranah afektif yang penting juga yaitu tentang kejujuran, integritas, adil dan kebebasan.[3]

C. Penilaian Dalam Ranah Afektif

Berkenaan dengan ranah penilaian afektif ada dua hal yang harus dinilai yaitu: pertama kompetensi aktif yang akan dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasif, penilaian dan internalisas. Kedua sikap dan minat peserta didik terhadap pelajaran bisa positif, negatif, netral. Hal ini tidak dapat dikategorikan benar atau salah. Guru memiliki tugas untuk membangkitkan dan meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran serta mengubah peserta didik dari sikap negative ke sikap positif.Adapun tingkatan domain afektif yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam:1. Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya.2. Menikmati atau menerima nilai, norma serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika.3. Menilai ditinjau dari segi baik dan buruk, adil dan tidak adil.4. Menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma dalam kehidupan sehari-hari.[4]Dengan demikian, evaluasi ranah afektif ialah penilaian terhadap aspek sikap siswa untuk mengetahui sejauhmana perilaku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ada lima jenjang yang ditaksonomikan dalam ranah afektif yaitu diantaranya: 1. Menerima atau Memperhatikan ( receiving atau attending).Receiving atau attenting juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia untuk menerima nilai atau nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu. Contoh hasil belajar afektif jenjang receiving, misalnya ialah peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus disingkirkan jauh-jauh.2. Menanggapi (responding)Menanggapi (responding) mengandung arti adanya partisipasi akti. Jadi, kemampuan menanggapi ialah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Jenjang ini setingkat ranah afektif receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif jenjang responding ialah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.3. Menilai atau menghargai (valuing)Menilai/menghargai (valuing) yang dimaksudkan ialah memberi nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing merupakan tingkatan afektif yang lebih tinggi lagi dari pada receiving dan responding. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan, tetapi mereka telah mampu untuk menilai konsep atau fenome, yaitu baik atau buruk. Bila sesuatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan telah mampu untuk mengatakan “itu ialah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu telah mulai dicamkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian maka nilai tersebut stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing ialah tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta duduj untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.4. Mengatur atau mengorganisasikan (organization) Mengatur / mengorganisasikan (organization) ialah mempertemukan perbedaan nilai, sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan nilai dari kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh hasil belajar afektif jenjang organization ialah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional, mengatur dan mengorganisasikan merupakan jenjang sikap atau nilai yang lebih tinggi ketimbang receiving, responding, dan valuing.[5]

D. Cara Pengaplikasian Penilaian Ranah Afektif

Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat terhadap mata pelajaran, maka akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal.Secara umum aspek afektif yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup beberapa hal, sebagai berikut:1. Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap positif terhadap mata pelajaran akan melahirkan minat belajar, kemudian mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran.2. Penilaian sikap terhadap guru. Peserta didik perlu memilki sikap positif terhadap guru, sehingga ia mudah menyerap materi yang diajarkan oleh guru.3. Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik / siswa perlu memiliki sikap positif yaitu terhadap proses pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada guru untuk pandai-pandai mencari metode yang kira-kira dapat merangsang peserta didik untuk belajar serta tidak merasa jenuh.4. Penilaian sikap (afektif) yang berkaitan dengan nilai serta norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik mempunyai sikap yang positif terhadap upaya sekolah melestarikan lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah.5. Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan.[6]


Refrensi:

[1] Sudjono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2008[2] Mania Sitti, Pengantar Evaluasi Pengajaran, Makassar: Alauddin University, 2012[3] Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina, 1989, Cet.5[4] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 186[5] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group, 2008, h. 233[6] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006[7] http://halwaalfirdaus.blogspot.com/blog-post.html//2016/15/08:43.